Nama Kevin Systrom mungkin kurang familiar di telinga kita, tetapi bagaimana dengan Instagram? Systrom adalah entrepreneur muda AS dan pembuat software yang turut mendirikan dan membesarkan Instagram. Kini ia bertindak sebagai CEO dalam startup yang baru saja diakuisisi Facebook dengan nilai yang konon mencapai 1 miliar dollar AS.
Keberuntungan? Bisa jadi, tetapi Systrom membangun keberuntungan itu dari keringatnya sejak lama. Ia kuliah di Stanford University , dan tak seperti entrepreneur hebat lainnya, ia berhasil menamatkan pendidikan dan meraih gelar Bachelor of Science dalam bidang Management Sciene and Engineering. Tahun 2010, ia bersama Mike Krieger mendirikan Instagram. Selain Instagram, Systrom juga mendirikan Burbn, sebuah layanan berbagi lokasi yang berbasis HTML 5 (Wikipedia.org).
Systrom mencicipi dunia entrepreneurship saat ia masih menjadi pegawai magang di Odeo, perusahaan yang kelak menjadi cikal bakal Twitter. Ia menghabiskan dua tahun bekerja di Google. Pertama ia bekerja untuk Gmail, lalu Google reader dan produk lainnya, dan selama proyek kedua ia bekerja dengan tim Corporate Development. Ia dikenal memiliki semangat yang tinggi saat membicarakan produk sosial yang memungkinkan orang saling berinteraksi lebih mudah dan menggabungkan antusiasmenya dalam dunia fotografi. Karenanya, tak heran ia menelurkan Instagram yang menggabungkan keduanya dengan sempurna: dunia jejaring sosial dan fotografi yang sama-sama menyenangkan. Di bulan April 2012, Systrom menjual Instagram pada Facebook senilai 1 miliar dollar AS dalam bentuk tunai dan saham.
Kini pemuda itu sibuk. Belasan bulan lalu ia bersama Krieger masih berkutat dengan peluncuran Instagram, sebuah aplikasi berbagi foto untuk platform mobile. Dalam waktu singkat Instagram melejit karena filter fotonya yang ‘keren’ dan unik. Fitur sosialnya juga menawan. Dengan prestasinya itu, Systrom dinobatkan sebagai salah satu entrepreneur berpotensi dalam daftar “30 Under 30” Forbes dalam kategori social/ mobile.
Instagram, yang baru saja meraih gelar “App of the Year” dari Apple, kini mencetak rekor unduhan 15 juta kali, dan masih bertambah sekitar 1 juta setiap setengah bulan. Saat diluncurkan, Instagram hanya mengumpulkan 5 pengguna baru per menit. Namun, kini kecepatan pertumbuhannya lebih tinggi. Selama liburan Thanksgiving, karena banyak orang mengunggah foto keluarga, Instagram pun menuai tingkat pertambahan pengguna sebanyak 90 pengguna baru per menit. Ini menjadi puncaknya.
Meski jumlah pengguna meroket, Instagram masih seramping sebelumnya, jumlah karyawannya hanya 7 orang. Bagaimana Systrom menjaga kerampingan dalam tim startupnya itu? Perusahaan tetap fokus pada yang terpenting, yakni mengembangkan aplikasi iPhone saja, misalnya. “Banyak perusahaan besar harus memecahkan masalah secara bersamaan dalam sekali waktu,” ujarnya. “Kami memutuskan untuk fokus pada iOS saja. Itu berarti kami bisa fokus pada pembuatan produk terbaik, daripada mencoba mengembangkan dalam berbagai jenis platform yang ada”.
Namun kini dengan pertumbuhan yang masif, perusahaan itu harus mencari pegawai tambahan. “Pada saat yang sama, harus ada pertukaran,” katanya. “Apa yang kami coba lakukan sekarang ialah dengan serius mengembangkan tim dengan cara yang tepat. Untum melakukannya kami harus menemukan orang-orang paling berbakat di dunia”.
Systrom tidak begitu senang jika ada orang yang menyebut Instagram sebagai aplikasi foto. Ia beralasan karena Instagram ialah sebuah perusahaan media, sebuah bentuk baru komunikasi yang menjadi pasangan sempurna untuk iPhone dalam dunia jejaring sosial masa kini. Jejaring sosial Instragram terbangun melalui foto-fotonya, tempat orang dapat dengan mudah berkomentar atau menekan tombol “like” pada foto dan membagikannya di Twitter dan Facebook.
Meski popularitas filter fotonya demikian tinggi, Instagram selalu bertujuan menciptakan sesuatu yang lebih baik: jejaring sosial mandirinya sendiri, yang menjadi alasan mengapa saat Anda mendaftar, Anda membuat akun Instagram yang terpisah dari Twitter dan Facebook, Systrom mengatakan,” Apa yang kami sadari ialah bahwa Anda bisa menarik orang dengan memiliki sesuatu seperti filter foto,” ujarnya. “Ini menarik pengguna baru, tetapi setelah itu terjadi, mereka akan mengamati dunia di sekitar mereka- sebuah dunia utuh dari fotografer lain”.
Agar orang masih setia menggunakan, Anda harus memberikan lebih dari sekadar filter foto. “Anda bisa membuat aplikasi filter untuk menyenangkan mereka, tetapi cara yang lebih baik untuk membuat mereka setia ialah dengan memberikan nilai/ manfaat jangka panjang,” kata Systrom. “Nilai jangka panjang ini pada kenyataannya adalah dengan tetap menjadi jejaringnya sendiri. Kami menyediakan campuran menarik yang menggabungkan teman dan orang dari seluruh dunia selebriti atau orang awam yang mengambil foto yang menakjubkan. Kami menganggap diri kami sebagai jejaring sosial dan kami membangun produk dan alat untuk menghasilkan konten terbaik di dunia… Kami memabngun tempat bagi data visual dunia”.
Instagram belum memonetisasi layanannya namun perusahaan besar seperti Audi dan selebriti seperti Justi Bieber sudah bergabung meramaikan. Systrom mengatakan bahwa hal itu menunjukkan layanannya bis amenghasilkan pemasukan nyata. Dengan pertumbuhan seperti Instagram, pengiklan akan berdatangan dengan sendirinya.
Sumber artikel: ciputraentrepreneurship.com dan redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar